KEMBALIKAN PANCASILA!
Tak terasa
waktu terus melaju berputar pada rotasinya. Zaman kini kian berubah. Dikala
dulu masyarakat masih berpegang teguh pada 9 huruf bersejarah ini, tetapi
sekarang? Banyak hal yang patut dipertanyakan. Ke manakah dia sekarang?
Pancasila? 9
huruf dengan 1 kata dengan makna yang begitu luas. Menjadikan Indonesia tetap
kokoh. Tetapi sepertinya namanya kini kian memudar. Seiring dengan lajunya arus
globalisasi menjadikan Pancasila semakin enggan untuk diperdendangkan. Kini,
Pancasila hanya sekedar nama yang hanya disebut-sebut tetapi tiada
pengaplikasiannya. Sungguh ironis. Ingatkah anda tanggal 29 Mei 1945? Pertama
kalinya persidangan pertama untuk membahas dasar Negara Indonesia merdeka. Mr.
Muh. Yamin mengemukakan 5 Asas dasar Negara kebangsaan Republik Indonesia.
Tetapi pendapatnya tak diterima begitu saja, banyak hal yang patut
dipertimbangkan. Nah, untuk memikirkan 5 sila saja, para pejuang bangsa harus
berjuang agar Indonesia ini selalu kokoh. Seperti kata pepatah “Rumah tidak
akan berdiri dengan kokoh jika tidak dibentengi dengan pondasi yang kokoh pula”.
Indonesia akan selamanya berdampingan dengan Pancasila. Tanpa Pancasila,
Indonesia akan hancur. Pancasila itu seperti jantung hati Indonesia, jikalau
rusak hati maka hancurlah badan. Begitulah penggambaran jikalau Indonesia tanpa
Pancasila.
Pancasila?
Kata yang singkat namun patut dijadikan pedoman hidup bangsa. Panca artinya
lima dan Sila artinya dasar yang berarti lima dasar. Garuda yang kuat kini
telah diterjang badai. Tetapi tahukah anda? Apakah Pancasila kini sudah
dikuburkan? Tidak! Pancasila terus berjuang dengan semangat geloranya.
Lihatlah, bagaimana musuh merongrongnya. Tetapi tak ada kata menyerah dalam
kamusnya. Pancasila ditinggalkan oleh manusia di zaman global ini, tetapi
dirinya tetaplah menjadi sejarah yang selalu dikenang dan diabadikan oleh
bangsa Indonesia ini. Mendengar nama Pancasila, saya pasti teringat ketika para
pejuang yang berjuang membela negara ini habis-habisan. Semangat
patriotismenya. Mempunyai iman yang kuat. Berani melawan kebenaran dan
keadilan. Bermusyawarah dalam menghadapi masalah. Adil dalam bertidak. Benar-benar
sikap yang tercermin dalam Pancasila. Dan sebenarnya, Pancasila kini mampu menangani
segala masalah yang dihadapi manusia di zaman global saat ini. Berpegang teguh
pada Pancasila, intinya.
Kini, arus
globalisasi terus menghantui bangsa ini.Tak bisa kita pungkiri, teknologi
informasi dan sosial media saat ini memang telah banyak menghipnotis bangsa
Indonesia menjadi buruk. Bayangkan saja,
pertengkaran kini menjadi barang yang halal. Caci maki antar sesama adalah
cemilan saat menonton TV. Kekerasan kini menjadi lauk-pauk penguat gigi. Agama
hilang kesuciannya dan menjadi keledai tunggangan. Benar-benar Indonesia telah
jauh dari nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila. Tiada lagi solidaritas
di hati masing-masing.
Tahukah
anda? Pancasila rindu dengan kebersamaan, kekompakan, kesolidaritas, saling
kerja sama, berani melawan kebenaran dan keadilan bangsa ini. Ke manakah semua
kebersamaan yang pernah terjalin itu? Kini, rakyat hanya mementingkan diri
sendiri. Tak akan berhasillah suatu bangsa jika didalam dirinya masih terdapat
sifat egois dan hanya mementingkan diri sendiri. Kebersamaan saja Negara ini
sudah tidak ada, bagaimana seterusnya? Hancurlah badan dan binasa. Bayangkan
saja, warisan leluhur bangsa Indonesia di klaim oleh Negara tetangga, Malaysia
seperti Batik. Barulah bangsa Indonesia kebakaran jenggot walau aslinya tak
mempunyai jenggot dan ingin mengambil kembali batik ke pelukan Indonesia lagi.
Terus, bagaimana batik bisa diklaim? Indonesia masih saja belum berbenah. Batik
dianggap asing bagi Indonesia. Indonesia lebih sering menggunakan pakaian
dengan bermerek luar. Sungguh ironis, ya? Ketika Malaysia lebih mencintai batik
dan menganggap warisan budaya batik sebagai warisan nenek moyangnya. Barulah,
Pemerintah Indonesia sadar dan dengan tegap mendaftarkan batik ke UNESCO untuk
mendapatkan pengakuan. Indonesia harusnya bersyukur kepada Malaysia, tanpa
diklaim mana mungkin Indonesia mengakui dan melestarikan budayanya sendiri.
Malaysia mengklaim warisan Indonesia yang jelas-jelas itu adalah milik
Indonesia. Pengakuan bahwa Indonesia memiliki kekayaan yang luar biasa. Tetapi,
sayangnya Indonesia belum tergerak hatinya untuk lebih menghargai dan
melanjutkan warisan leluhur bangsa ini.
Pancasila?
Bukan hanya untuk diucap. Tetapi lebih kepada pengaplikasiannya. Pancasila
harus dipelajari dan diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Pancasila bersifat
relevan yang berarti semua peraturan harus berdasarkan dengan nilai-nilai yang
terkandung dalam Pancasila. Disekolah, telah ada pelajaran PPKN, KWN ataupun
sejarah yang telah membahas tentang Pancasila. Jadi, tinggal cara kita mengaplikasikannya
dalam hidup. Marilah bersama-sama kita memperkuat identitas bangsa dengan
mengamalkan 5 sila ciptaan agung para pejuang kita yang harus diaplikasikan
untuk kita semuanya:
1. Ketuhanan Yang Maha Esa
Mempercayai dan meyakini akan adanya Tuhan Yang Maha Esa sesuai dengan
kepercayaannya masing-masing. Namun saat ini, Tuhan sepertinya diduakan, telah
banyak yang lebih percaya dengan hal-hal berbau mistik seperti paranormal,
dukun, matahari, pohon daripada mempercayai Tuhan. Percayalah, bahwa Tuhan itu
ada bersamamu. Yakinini Dia dan ingatlah Dia disetiap perbuatanmu.
2. Kemanusiaan yang adil dan beradab
Saling bekerja sama dan menjunjung tinggi nilai kemanusiaan. Namun saat
ini, manusia sudah tiada mempunyai rasa kemanusiaan, ya? Mereka kini egois dan
memaksakan kehendak mereka sendiri. Sebagai contoh, Atasan dengan semena-mena
menyuruh para karyawannya lembur tanpa perasaan. Padahal dalam sila ini kita
diajarkan untuk mencintai sesama manusia dan tidak berlaku semena-mena dengan
orang lain. Marilah kita belajar menjunjung tinggi nilai kemanusiaan dan
mempunyai sikap tenggang rasa.
3. Persatuan Indonesia
Menjaga persatuan Negara Kesatuan
Republik Indonesia. Namun kini, solidaritas kini sulit ditemukan, ya?
Perpecahan sering terjadi hanya karena berbeda ideologi. Ayolah, jangan hanya
hal sepele kita menjadi pecah. Coba tiru pejuang-pejuang kita yang rela
berkorban demi bangsa dan Negara agar Indonesia selalu bersatu. Mari kita
bersatu dalam menggapai cita-cita Indonesia.
4. Kerakyatan yang pimpin oleh hikmat dan kebijaksanaan dalah permusyawaratan/perwakilan
Kekeluargaan kini sudah tinggal kenangan saja. Rakyat kini tak dipimpin oleh
yang hikmat. Sekarang, rakyat malah dipimpin oleh orang yang berkepentingan
politik saja. Rakyat juga tak lagi memikirkan jalan keluar masalah secara
bersama. Mereka lebih memikirkan individual dan mengabaikan kebersamaan.
Padahal kan kebersamaan itu indah, bukan?
5. Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia
Bersikap adillah terhadap sesama. Namun kini, keadilan kini hanya
diperuntukkan untuk kaum mayoritas, bukan untuk seluruh rakyat. Anda pasti bisa
menilaikan bagaimana keadilan di Negara ini? Begitu tidak adil hanya karena
mereka kaum minoritas, maka mereka hanya dipandang sebelah mata. Padahal mereka
mempunyai persamaan hak. Adillah kamu dalam memimpin. Hormati hak-hak setiap
orang. Mau mayoritas ataupun minoritas. Bersikap adillah, wahai pemimpin!
Penguatan
identitas bangsa dalam komunitas global dan multikultural itu juga bisa kita
wujudkan apabila muncul rasa kebersamaan yang saya jelaskan tadi. Lalu semangat
untuk mengembalikan pancasila seperti apa yang dirumuskan Founding Fathers
(Bapak Perumus Pancasila). Pancasila tak hanya bisa digunakan sebagai alat
politik tetapi Pancasila ditujukan untuk mencapai masyarakat yang mempunyai
budaya harmonis, bermartabat dan mempunyai visi dan misi yang luas. Tanpa
kesadaran dan peran tiap individu masyarakat Indonesia, hal ini hanya menjadi
angan-angan bangsa ini saja. Mari dengan semangat dan solidaritas yang tinggi,
kita jadikan bangsa ini “Merdeka” seperti apa yang di cita-citakan para pejuang
bangsa kita.
Pancasila?
Sebagai identitas bangsa yang fundamental yang telah mempersatukan bangsa
Indonesia dengan keanekaragamannya yang berbeda memang patut dipertahankan.
Bahkan harus diperkuat saat ini. Mengingat Pancasila kini jarang untuk
diaplikasikan dalam komunitas global, kita yang menyadari dan mengerti tentang
nilai-nilai Pancasila sebaiknya tetap berpegang teguh dan mengajak masyarakat
untuk tetap berpegang teguh pada Pancasila. Pancasila yang merupakan karya
agung ciptaan para pejuang bangsa adalah karya terbesar yang kini tidak dimiliki
Negara lain. Bangga? Harus! Sebagai pegangan Indonesia dalam menggapai
cita-cita, hendaklah kita sebagai masyarakat Indonesia kini mengenal Pancasila
lebih dekat, lebih dalam, lebih close up. Kita harusnya sadar, Pancasila
sebagai pandangan hidup yang kuat agar Indonesia tidak terombang-ambing didunia
yang keras ini terus bekerja keras melawan arus globalisasi. Mengingatkan
rakyat Indonesia agar berpaling padanya. Kini, Pancasila akan terus memudar
jika tak satupun dari kalian peduli akan makna dari Pancasila. Mari kita
mengenal Pancasila kembali. Mari kita bersatu mengambil Pancasila dari tangan
para reformis yang telah menyimpan Pancasila dibalik pakaian dalamnya itu. Kita
tanam sejak dini nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila dalam perbuatan
kita.
Kembalikan Pancasila, lagi! Kembali seperti zaman sewaktu Indonesia
Merdeka! Bersama.. kita pasti bisa! MERDEKA BANGSAKU, INDONESIA TERCINTA.
menarik nih artikelnya. Saya melihat dinamika sosial politik saat ini membuat beberpa golongan dalam masyarakat:
BalasHapus1. golongan karya; 2. golongan demokrat; golongan PDI P; dkk yang akan bertarung di pemilu 2014
artikel yg bagus gan, terus berkarya dgn artikel yg menarik lainnya gan
BalasHapusceritanya bagus dan menarik serta tidak melenceng jauh dari tema.. Pertahankan yaa broo
BalasHapusberpendidikan.. semoga terus bermanfaat artikelnya gan.. :D
BalasHapusKalau memang bgtu harusnya kita generasi muda yg membangkitkan Semangat pancasila,jngn mau kalah oleh zaman,biar generasi sudah berubah bukn berarti kita lupa akan pancasila
BalasHapus