Selasa, 24 Desember 2013

Boleh gak sih umat islam mengucapkan 'Selamat Natal' ?

sumber: klik



Nuansa Natal di negeri yang mayoritas muslim ini sangat terasa kemeriahannya. Mall-mall dan pusat perbelanjaan menggelar event-event bertemakan natal. Semua itu untuk memeriahkan hari natal yang diyakini kaum Nasrani sebagai hari kelahiran al Masih (Isa) atau Jesus yang dinyatakan sebagai tuhan atau anak Tuhan.

Dalam akidah Islam Al-Masih Isa bin Maryam adalah Nabi dan Rasul Allah Subhanahu wa Ta'ala. Dia bukan anak Tuhan dan bukan Tuhan itu sendiri. Bahkan Allah Ta’ala telah membantah dalam ayat-Nya terhadap tuduhan bahwa Dia menjadikan Isa sebagai putera-Nya,


وَأَنَّهُ تَعَالَى جَدُّ رَبِّنَا مَا اتَّخَذَ صَاحِبَةً وَلَا وَلَدًا
“Dan bahwasanya Maha Tinggi kebesaran Tuhan kami, Dia tidak beristri dan tidak (pula) beranak”. (QS. Al-Jin: 3)


Umat islam wajib berbuat baik dan adil kepada umat agama lain dalam hal-hal duniawi, dalam kehidupan sehari-hari yang tidak ada hubungannya dengan aktivitas keagamaan mereka. Misal: jika ada yang sakit maka diobati, jika ada yang miskin maka diberi harta, jika ada yang haus maka diberi minum, jika ada yang lapar maka diberi makan, jika ada yang butuh nasehat maka diberi nasehat, jika ada yang menghadapi masalah maka diberi jalan keluar, dan lain-lain. Sedangkan dalam syiar/ritual/perayaan agama lain maka umat islam tidak boleh mencampuri, tidak boleh mengganggu, namun juga tidak boleh mengucapkan selamat apalagi membantu. Ucapan selamat hanya diberikan dalam hal-hal duniawi yang tidak bertentangan dengan syariat islam (tidak berkaitan dgn ritual agama lain). Banyak orang islam mengucapkan selamat hari raya agama lain, mereka menyatakan tidak turut serta dalam aktivitas kesyirikan yang dilakukan kaum Nasrani. Hanya saja ini mereka ingin menghargai hari besar agama lain. Menghargai dan memberi apresiasi terhadap ritual yang keliru (yaitu ritual agama lain), tidaklah diperkenankan, bahkan semestinya seseorang mengingkari perbuatan kemunkaran tersebut dan berusaha mengadakan perbaikan.

"Dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan takwa, dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran. dan bertakwalah kamu kepada Allah, Sesungguhnya Allah Amat berat siksa-Nya". (QS. Al-Maidah: 2)


Dan katanya sih tidak ada satu dalil pun dalam Alkitab/Injil/Bible yang menyatakan Yesus lahir tanggal 25 Desember. Pendeta, Pastur bahkan Paus di Roma-pun mengakui bahwa Natal pada awalnya bukan ajaran gereja. Katanya....

Jadi intinya mengucapkan selamat natal itu di haramkan! Baik mereka adalah teman dekat ataukah tidak. Jika mereka mengucapkan selamat hari raya mereka pada kita, maka tidak perlu kita jawab karena itu bukanlah hari raya kita dan hari raya mereka sama sekali tidak diridhoi oleh Allah SWT. Hari raya tersebut boleh jadi hari raya yang dibuat-buat oleh mereka (baca : bid’ah). Atau mungkin juga hari raya tersebut disyariatkan, namun setelah Islam datang, ajaran mereka dihapus dengan ajaran Islam yang dibawa oleh Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam dan ajaran Islam ini adalah ajaran untuk seluruh makhluk.

“Barangsiapa mencari agama selain agama Islam, maka sekali-kali tidaklah akan diterima (agama itu)daripadanya, dan dia di akhirat termasuk orang-orang yang rugi.” (Qs. Ali Imron [3]: 85)

Adapun seorang muslim memenuhi undangan perayaan hari raya mereka, maka ini diharamkan. Karena perbuatan semacam ini tentu saja lebih parah daripada cuma sekedar memberi ucapan selamat terhadap hari raya mereka. Menghadiri perayaan mereka juga bisa jadi menunjukkan bahwa kita ikut berserikat dalam mengadakan perayaan tersebut.

Begitu pula diharamkan bagi kaum muslimin menyerupai orang kafir dengan mengadakan pesta natal, atau saling tukar kado (hadiah), atau membagi-bagikan permen atau makanan (yang disimbolkan dengan ‘santa clause’ yang berseragam merah-putih, lalu membagi-bagikan hadiah, pen) atau sengaja meliburkan kerja (karena bertepatan dengan hari natal). Alasannya, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,


مَنْ تَشَبَّهَ بِقَوْمٍ فَهُوَ مِنْهُمْ

“Barangsiapa yang menyerupai suatu kaum, maka dia termasuk bagian dari mereka.” (HR. Ahmad dan Abu Dawud. Syaikhul Islam dalam Iqtidho’ mengatakan bahwa sanad hadits ini jayid/bagus)


Barangsiapa yang melakukan sebagian dari hal ini maka dia berdosa, baik dia melakukannya karena alasan ingin ramah dengan mereka, atau supaya ingin mengikat persahabatan, atau karena malu atau sebab lainnya. Perbuatan seperti ini termasuk cari muka (menjilat), namun agama Allah yang jadi korban. Ini juga akan menyebabkan hati orang kafir semakin kuat dan mereka akan semakin bangga dengan agama mereka.
Allah-lah tempat kita meminta. Semoga Allah memuliakan kaum muslimin dengan agama mereka. Semoga Allah memberikan keistiqomahan pada kita dalam agama ini. Semoga Allah menolong kaum muslimin atas musuh-musuh mereka. Sesungguhnya Dia-lah Yang Maha Kuat lagi Maha Mulia.


"TOLERANSI BOLEH TAPI BUKAN BERARTI BOLEH MENGUCAPKAN SELAMAT NATAL"

Misalnya kita bertetangga dengan nasrani terus mereka minta tolong jaga rumahnya ya gapapa yang penting gak ngikut ritualnya. Terus misalnya satpam yang jaga keamanan pada saat mereka ritual itu juga gapapa yang penting gak ngikut ritualnya. Gitu maksud dari toleransinya... :b



#Np: Tulisan ini saya kumpulkan berdasarkan artikel-artikel yang sudah ada dan berdasarkan ayat al-Qur''an beserta hadits. Don't bully guys this is just information :)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar