“Baiklah” jawabku sambil berjalan ke luar rumah.
Aku pun mengeluarkan sepeda bututku dari gudang.
“Kenapa tak kau jual saja sepeda butut ini?” Tanya ibuku.
“Sepeda ini takkan pernah ku jual. Tak akan! Banyak kenanganku
dan ayah melalui sepeda ini” jawabku dengan tegas.
Aku pun mulai mengayunkan pedal sepeda milik ayahku. Sepeda
ini memang sudah tua tetapi masih layak dipakai. Aku jadi teringat ketika Ayah
pulang kerja dengan mengayuh sepeda ini. Membawa uang hasil kerja kerasnya di
sawah.
“BRUKKK!!”
Kulihat ayah menyambut tanganku dengan lembut dan membawaku terbang
entah kemana.
*Diikutsertakan dalam #FF100Kata
Tidak ada komentar:
Posting Komentar